Powered By Blogger

Rabu, 29 September 2010

Kode Etik Profesi Akuntan

Standar etika ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofi.
Prinsip - prinsip ini bersifat teoritis

Standar etika minimum yang dinyatakan sebagai peraturan spesifik.
Peraturan ini bersifat praktis

Berbagai interpretasi atas peraturan etika yang disusun oleh Divisi Etika Profesi AICPA.
Interpretasi ini bersifat teoritis, tetapi praktisi harus menyesuaikan
penyimpangannya

Publikasi penjelasan serta beragam jawaban atas pertanyaan tentang peraturan etika yang disampaikan pada AICPA oleh para praktisi serta pihak lainnya yang tertarik akan ketentuan - ketentuan etika.
Interpretasi ini bersifat teoritos, tetapi praktisi harus menyesuaikan
penyimpangannya


sumber: Alvin A. Arens

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Umum
  1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
  2. Dalam semua yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
  3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
  1. Pekerjaaan harus direncanakan sebaik - baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
  2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yag akan dilakukan.
  3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan hasil audit.
Standar Pelaporan
  1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
  3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai. kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
  4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab auditor yang bersangkutan.


sumber: Alvin A. Arens